TATA CARA SHALAT IDUL FITHRI
A. HUKUM SHALAT IDUL FITHRI
Menurut madzhab Hanafi hukumnya wajib ain yaitu wajib bagi setiap muslim atau muslimah, menurut madzhab Hanbali hukumnya fardhu kifayah yaitu jika di suatu wilayah sudah ada yang melaksanakannya maka sudah mawakili yang lainnya, adapun dalam madzhab Syafii hukumnya sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan.
Terlepas dari perbedaan hukumnya, hendaknya bagi seorang muslim atau muslimah tidak meninggalkan syariat dan syiar yang mulia ini.
B. PANDUAN SHALAT IDUL FITHRI
PERTAMA: Seperti shalat lainnya, shalat idul fithri harus memenuhi 5 syarat sahnya shalat, yaitu sucinya anggota badan dari hadats dan najis, menutup aurat dengan pakaian yang suci, berdiri pada tempat yang suci, mengetahui masuknya waktu shalat, dan menghadap kiblat.
KEDUA: Sebagaimana telah kita ketahui bahwa ada sunnah-sunnah pada hari raya idul fithri, diantaranya:
1. Mandi sekujur tubuh, yaitu setelah fajar
Dari Ali radhiyallahu anhu bahwa ia pernah ditanya perihal mandi, maka ia menjawab, yaitu pada hari jumat, hari arafah, hari raya idul fithri dan hari raya idul adha. (HR. Baihaqi)
2. Menggunakan pakaian terbaik serta wewangian
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah menggunakan kain ganggang Yaman pada hari raya. (HR. Thabrani)
3. Makan sebelum shalat idul fithri
Dari Anas radhiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah tidak berangkat ke tanah lapang pada hari raya idul fithri sehingga makan beberapa buah kurma. (HR. Tirmidzi)
4. Berangkat dan pulang melewati jalan yang berbeda
Dari Jabir radhiyallahu anhu ia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam apabila hari raya melewati jalan yang berbeda (antara pulang dan pergi). (HR. Al-Bukhari)
5. Memperbanyak takbir
Sebagian ulama mengatakan bahwa takbir dimulai dari terbenamnya matahari pada malam hari raya idul fithri sampai sebelum dilaksanakannya shalat id.
6. Diperbolehkan mengucapkan selamat kepada kaum muslimin atau keluarga dan kerabat, dengan ucapan:
تقبّل اللهُ منّا ومنكم
Taqabbalallahu minna waminkum
“Semoga Allah menerima amalan kami dan kalian”.
قَالَ أَحْمَدُ رَحِمَهُ اللهُ : وَلَا بَأْسَ أَنْ يَقُولَ الرَّجُل لِلرَّجُلِ يَوْمَ الْعِيدِ: تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْك
Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Tidak mengapa seseorang mengucapkan kepada orang lain pada hari raya: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك. ”
KETIGA: Tata cara shalat idul fithri
Waktu shalat idul fithri adalah seperti shalat dhuha yaitu setelah matahari naik seukuran tinggi tombak (sekitar 15 menit setelah matahari terbit) sampai waktu zawal (tergelincirnya matahari atau sekitar 15 menit sebelum waktu dzuhur). Sebelum shalat tidak ada adzan dan iqamah. Sebagian ulama madzhab Syafii menganjurkan adanya seruan “ash-Shalatu jami’ah” sebelum shalat dimulai, namun pendapat mayoritas ulama tidak menganjurkannya.
Adapun tatacara shalat idul fithri secara rinci adalah sebagai berikut:
÷RAKAAT PERTAMA÷
1. Berdiri menghadap kiblat dan disertai dengan niat di hati
2. Rakaat pertama diawali dengan takbiratul ihram
3. Selanjutnya membaca doa iftitah
4. Selanjutnya melakukan takbir tambahan sebanyak 7 kali. Disyariatkan mengangkat tangan pada setiap kali melakukan takbir tambahan. Adapun di sela-sela takbir tambahan, sebagian ulama mengatakan bahwa tidak ada bacaan khusus, sedangkan ulama lainnya menganjurkan membaca tasbih, tahmid, takbir dan shalawat. Silahkan memilih salah satu dari dua pendapat ini.
5. Selanjutnya membaca surat al-Fatihah
6. Selanjutnya membaca surat. Pada rakaat pertama dianjurkan membaca surat al-A’la (untuk rakaat keduanya membaca surat al-Ghasyiyah) atau surat Qaf (untuk rakaat keduanya membaca surat al-Qamar). Jika tidak hafal kedua surat tersebut maka membaca surat yang ia hafal.
7. Selanjutnya Rukuk
8. Selanjutnya i’tidal
9. Selanjutnya sujud (sujud pertama)
10. Selanjutnya duduk di antara dua sujud
11. Selanjutnya sujud (sujud kedua)
÷RAKAAT KEDUA÷
12. Selanjutnya masuk pada rakaat kedua dengan diawali takbir intiqal (perpindahan dari rakaat pertama ke rakaat kedua)
13. Selanjutnya melakukan takbir tambahan 5 kali
14. Selanjutnya membaca surat al-Fatihah
15. Selanjutnya membaca surat. Dianjurkan membaca surat al-Ghasyiyah (jika pada rakaat pertama membaca surat al-A’la) atau surat al-Qamar (jika pada rakaat pertama membaca surat Qaf). Jika tidak hafal kedua surat tersebut maka membaca surat yang ia hafal.
16. Selanjutnya rukuk
17. Selanjutnya i’tidal
18. Selanjutnya sujud (sujud pertama)
19. Selanjutnya duduk di antara dua sujud
20. Selanjutnya sujud (sujud kedua)
21. Selanjutnya tahiyat (dengan duduk iftirasy atau sebagian madzhab dengan duduk tawarruk)
22. Selanjutnya salam
23. Selanjutnya ada khutbah satu kali (sebagian pendapat dua kali).
Demikianlah panduan shalat idul fithri. Semoga bermanfaat dan bisa diamalkan. Wallahu a’lam
@Abul Fata Miftah Murod, Lc
www.inilahfikih.com
Syukron ustd, lengkap pembahasannya