Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Biasa Memberikan Ceramah Setelah Shalat Berjamaah Di Hadapan Para Jama’ah

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Biasa Memberikan Ceramah Setelah Shalat Berjamaah Di Hadapan Para Jama’ah

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Biasa Memberikan Ceramah Setelah Shalat Berjamaah Di Hadapan Para Jama’ah

Diantara kebiasaan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam adalah memberikan ceramah atau nasehat kepada para sahabatnya ketika selesai melaksanakan shalat berjamaah, pesan-pesan yang penting, berbobot dan penuh makna disampaikan kepada para sahabat setianya. Hal ini menjadi bukti bahwa kehidupan para sahabat selalu dipenuhi dengan ilmu, nasehat emas, wahyu dan juga selalu dalam bimbingan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, maka sangat layak untuk kita jadikan teladan dalam hidup setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Hal ini juga menjadi dalil diperbolehkannya seseorang ketika selesai shalat berjamaah memberikan ceramah dan nasehat kepada para jamaah, berbeda dengan sebagian orang yang menganggap bahwa perbuatan ini kurang tepat, mengganggu dzikir bahkan ada yang merasa risih dengan perbuatan ini, cukuplah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai teladan.

Berikut beberapa riwayat yang menunjukkan perbuatan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tersebut:

Riwayat pertama:

Dari Zaid bin Khalid Radhiyallahu Anhu, beliau berkata:

صلى بنا رسول الله صلى الله عليه وسلم صلاة الصبح بالحديبية في إثر سماء كانت من الليل، فلما انصرف أقبل على الناس، فقال:هل تدرون ماذا قال ربكم؟ قالوا:الله ورسوله أعلم. قال:قال:أصبح من عبادي مؤمن بي وكافر، فأما من قال:مطرنا بفضل الله ورحمته، فذلك مؤمن بي، كافر بلكواكب، وأما من قال:مطرنا بنوء كذا وكذا، فذلك كافر بي مؤمن بالكواكب. متفق عليه

“Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melaksanakan shalat subuh bersama kami di Hudaibiyah yang malamnya turun hujan. Selesai shalat, beliau menghadap kepada orang-orang dan bersabda, “Tahukah kalian apa yang difirmankan oleh Tuhan kalian?’ Mereka menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. ‘Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, ‘Allah berfirman, ‘Pagi ini diantara hamba-hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada-Ku. Barangsiapa berkata, ‘Kita diberi hujan dengan rahmat dan karunia Allah, maka dia beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang. Barangsiapa berkata, ‘Kita diberi hujan karena bintang ini dan ini’, maka dia kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Riwayat kedua:

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ حِينَ زَاغَتْ الشَّمْسُ فَصَلَّى الظُّهْرَ فَقَامَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَذَكَرَ السَّاعَةَ فَذَكَرَ أَنَّ فِيهَا أُمُورًا عِظَامًا ثُمَّ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَسْأَلَ عَنْ شَيْءٍ فَلْيَسْأَلْ فَلَا تَسْأَلُونِي عَنْ شَيْءٍ إِلَّا أَخْبَرْتُكُمْ مَا دُمْتُ فِي مَقَامِي هَذَا فَأَكْثَرَ النَّاسُ فِي الْبُكَاءِ وَأَكْثَرَ أَنْ يَقُولَ سَلُونِي فَقَامَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حُذَافَةَ السَّهْمِيُّ فَقَالَ مَنْ أَبِي قَالَ أَبُوكَ حُذَافَةُ ثُمَّ أَكْثَرَ أَنْ يَقُولَ سَلُونِي فَبَرَكَ عُمَرُ عَلَى رُكْبَتَيْهِ فَقَالَ رَضِينَا بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا فَسَكَتَ ثُمَّ قَالَ عُرِضَتْ عَلَيَّ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ آنِفًا فِي عُرْضِ هَذَا الْحَائِطِ فَلَمْ أَرَ كَالْخَيْرِ وَالشَّرِّ. رواه البخاري

Telah menceritakan kepada kami Abu al-Yaman, dia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Syu’aib, dari al-Zuhri, dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Anas ibn Malik, ketika matahari panas terik Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam keluar rumah melaksanakan shalat Zhuhur, kemudian beliau naik ke atas mimbar dan menyebutkan tentang hari kiamat. Beliau sebutkan, bahwa pada saat itu terdapat perkara yang besar, kemudian beliau katakan: Siapa ingin bertanya maka bertanyalah. Dan tidaklah kalian bertanya kepadaku tentang sesuatu kecuali aku akan kabarkan kepada kalian selama aku masih berada di tempaku ini. Tiba-tiba para sahabat menangis, dan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam terus mengulangi: Bertanyalah kepadaku. Maka berdirilah Abdullah ibn Khudzafah al-Sahmi seraya berkata: Siapakah ayahku? Beliau menjawab: Ayahmu Hudzafah. Kemudian Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam meminta lagi: Bertanyalah kepadaku. Maka bangkitlah Umar dari posisi duduk berlututnya lantas berkata: Kami ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi. Lalu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam terdiam sejenak kemudian bersabda: Barusan diperlihatkan kepadaku Surga dan Neraka dari balik dinding ini, aku tidak lihat kebaikan sebagaimana keburukan.” (HR. Al-Bukhari)

Riwayat ketiga:

عن أبي زيد عمرو بن أخطب رضي الله عنه قال:
صلّى بنا رسولُ الله صلى الله عليه وسلم الفجرَ، وصَعِدَ المِنبر فخطبنا حتى حضرت الظهر، فنزل فصلّى، ثم صعد المنبر، فخطبنا حتى حضرت العصر، ثم نزل فصلّى، ثم صعد المنبر، فخطبنا حتى غَرَبَت الشمس، فأخبرنا بما كان وبما هو كائنٌ، فأعلَمُنا أحفَظُنا. رواه مسلم

Dari Abu Zaid Amr bin Akhthab Radhiyallahu Anhu, beliau berkata: “Suatu ketika, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengimami kami melaksanakan shalat shubuh, lalu beliau naik mimbar dan berpidato hingga tiba dzuhur, lalu beliau turun dari mimbar dan shalat. Kemudian beliau naik mimbar lalu berpidato lagi hingga ashar tiba, kemudian beliau turun lalu shalat. Kemudian beliau naik mimbar, lalu berpidato lagi hingga matahari terbenam. Beliau mengabarkan kepada kami apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Yang paling tahu dari kami adalah yang paling hafal. ” (HR. Muslim)

Riwayat keempat:

عن أنس رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أنهم انتظروا النبي صلى الله عليه وسلم فجاءهم قريباً من شطر الليل فصلى بهم (يعني العشاء) قال: ثم خطبنا فقال: (ألا إن الناس قد صلوا ثم رقدوا، وإنكم لن تزالوا في صلاة ما انتظرتم الصلاة). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Dari Anas Radhiyallahu, “Bahwa orang-orang menunggu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, lalu beliau datang kepada mereka menjelang tengah malam, lalu beliau shalat isya mengimami mereka, kemudian beliau berceramah kepada kami, beliau bersabda, ‘Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sudah shalat kemudian tidur, sementara kalian tetap dalam shalat selama kalian menunggu shalat.” (HR. Al-Bukhari)

Semoga kita termasuk orang-orang yang diberikan ilmu dan rasa antusias dalam mencari ilmu syar’i serta mampu mengamalkannya dan mendakwahkannya. Wallahu A’lam

Oleh: Abul Fata Miftah Murod, Lc; S, Ud

Artikel: www.islamsolusi.com

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *