BELAJAR DARI MUSIBAH
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ
KHUTBAH PERTAMA
Hadirin jama’ah Jum’at yang dirahmati Alloh
Di hari yang berbahagia ini marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Alloh , yang dengannya akan membuat derajat kiat ditingkatkan oleh Alloh hingga derajat yang paling mulia seperti derajat nabi dan Rosul.
Alloh berfirman,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Alloh ialah orang yang paling taqwa diantara kalian.” (QS. al Hujurot [49]: 13)
Ibnu Katsir asy Syafi’i berkata dalam tafsirnya;
“Bahwa sesungguhnya kemuliaan manusia yang paling tinggi di sisi Alloh adalah dengan ketakwaan bukan dengan materi.”
Tidak lupa sholawat serta salam juga mudah-mudahan tetap kita curahkan kepada junjungan dan panutan kita, nabi Muhammad , keluarga, sahabat, serta orang-orang yang senantiasa istiqomah untuk meniti jalannya.
Hadirin jama’ah Jum’at yang dirahmati Alloh
Hidup di dunia ini tidaklah selalu dihiasi dengan keindahan dan kenyamanan. Banyak sekali peristiwa dan kejadian yang tidak kita inginkan seperti musibah dan bencana yang bisa kita ambil serta jadikan pelajaran dalam mengarungi kehidupan. Alloh pun memerintahkan kepada hambanya untuk merenungi setiap peristiwa dan kejadian itu.
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Yusuf [12]: 111)
Perjalanan hidup manusia sejak Nabi Adam hingga sekarang ini tenyata menoreh berbagai macam bekas sejarah yang melukiskan perputaran roda kehidupan manusia dengan segala ronanya, yang pada hakekatnya sejarah tiada pernah henti sampai ajal tiba. Karena sejatinya Alloh menciptakan langit dan bumi ini dan apa yang ada di antara keduanya adalah dengan ajal yang sudah ditentukan. Semua sejarah yang pernah berlalu harus kita hayati, selami dan pelajari sebagai napak tilas generasi-generasi Rabbani untuk melihat apa yang didapat oleh kaum yang beriman kepada Alloh dan menyadari akibat dari orang-orang yang mengingkari seruan Ilahi. Itulah yang diserukan di dalam al Qur’an kepada kita umat akhir jaman umat pilihan umat Nabi yang paling mulia Muhammad .
Sekian banyak fenomena alam, termasuk musibah dan bencana yang terjadi di dunia ini secara umum terjadi karena ulah manusia yang telah salah dalam menunaikan amanat ketaatan yang dalam hal ini adalah dalam mengelola dan memelihara alam agar sesuai dan selaras dengan aturan-aturan yang telah Alloh tetapkan, karena mekanisme alam sudah tidak lagi sesuai dengan fitrah-Nya.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. ar Rum [30]: 41)
Melihat dan menyikapi fenomena-fenomena alam, haruslah dengan benar yaitu dengan pendekatan iman dan bukan hanya mengandalkan pendekatan ilmiah semata. Karena apapun yang terjadi pada alam ini, semuanya pasti ada kaitannya dengan kehendak Alloh yang Maha Kuasa dan Mengatur segalanya. Oleh karena itu setiap manusia dituntut berpikir dan merenung sedalam-dalamnya, sehingga ia dengan cerdas dapat mengambil ibrah (pelajaran berharga) dari setiap kejadian yang ada di alam jagat raya ini. Dengan demikian segala sesuatu itu harus disesuaikan dengan petunjuk dan tuntunan agama, yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi .
Alloh telah menyebutkan bahwa Ia tidak menciptakan mahluk yang bernama manusia dengan sia-sia, mereka adalah mahluk Alloh yang diciptakan dengan tujuan yang sangat jelas dan terang sekali. Yang mana tujuan itu harus dimengerti dan dipahami dengan baik oleh kita kaum muslimin selaku pemeluk agama Islam, agama yang hanya diridhoi oleh Alloh . Tujuan yang harus selalu tertancap dalam jiwa dan terpampang di depan mata yang akan mengiringi setiap langkah dan usaha yang dilakukan oleh kaum muslimin. Tujuan yang akan menentukan kebahagiaan abadi, jika tujuan itu benar-benar terlaksana oleh kaum muslimin. Kebahagiaan hakiki yang tidak ada lagi yang menyerupainya dan bukan kebahagiaan semu yang sesaat. Kebahagiaan yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan bahkan tidak pernah terbesit dalam jiwa.
Tujuan itu adalah peribadatan hanya untuk Alloh semata, yang akan diraih dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Mewujudkan semua ini bukanlah perkara mudah yang bisa dilakukan oleh setiap orang. Karena setan dan balatentaranya telah bersumpah untuk terus berupaya menggelincirkan manusia dari jalan-Nya yang lurus. Mereka telah memastikan diri untuk mendatangi manusia dari seluruh penjuru; dari depan, belakang, samping kanan dan samping kiri manusia.
Dari sini sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk menyerahkan kehidupannya bagi Alloh , sebagaimana yang tertera dalam salah satu do’a iftitah yang diucapkan setelah takbiratul ihram dalam sholat kaum muslimin yang artinya:
“Sesungguhnya shalatku, ibadah keseharianku (sembelihanku), hidupku dan matiku adalah untuk Alloh Rabb semesta alam.”
Hadirin jama’ah Jum’at yang dirahmati Alloh
Semua ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang telah Alloh pilih untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang beriman. Ia hanya dapat diwujudkan oleh orang-orang yang Alloh tunjukkan jalan yang lurus, jalan kebenaran, shiratul mustaqim yang kita diminta oleh Alloh untuk memohon ini kepadaNya setiap kali kita sholat. Tanpa hidayah dari Alloh , manusia akan mendapat murka dan tersesat dari jalan ini, layaknya orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashrani.
Ketika Alloh menciptakan manusia untuk tujuan yang mulia ini, Alloh telah mengutus para Rasul guna menyeru umat manusia untuk beribadah pada-Nya. Tidak hanya itu, Alloh juga menurunkan al-Kitab yang berisi tuntunan syari’at dan hukum yang akan mengatur kehidupan mereka. Aturan yang akan membuat tatanan kehidupan mereka selaras dengan tujuan penciptaan dan keberadaan mereka di muka bumi. Agar kaum muslimin lebih memahami bahwa aturan-aturan yang telah Alloh buat itu memerlukan kesungguhan jiwa untuk melaksanakannya, sesuai dengan sifat hikmah (bijaksana) yang dimiliki-Nya. Bahkan Alloh telah menyiapkan dua hal terkait dengan tercapai tidaknya tujuan ini.
Pertama, nikmat dan syurga bagi orang-orang yang taat dan patuh dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan.
Kedua, adzab dan neraka bagi orang-orang yang melanggar aturan dan ketentuan yang telah Alloh buat itu.
Namun rupanya kebanyakan manusia lupa atau mungkin tidak tahu dengan dua hal ini, hingga mereka berbuat semaunya tanpa aturan. Setan telah berhasil memalingkan manusia dari kefitrahan. Memalingkan dari pengajaran Alloh untuk selalu menjaga keseimbangan hidup manusia kepada kehancuran, kesemrawutan, dan kegersangan.
Akibatnya bisa kita saksikan dengan kedua mata kepala kita masing-masing bagaimana musibah dan bencana datang silih berganti tiada henti. Janganlah kita salahkan cuaca atau alam yang katanya tidak bersahabat lagi, tapi salahkan manusia yang berbuat seenaknya di muka bumi ini. karena tidaklah mungkin angin, air, tanah dan yang lainnya mendatangkan kerugian kepada manusia begitu saja, pasti ada sebabnya. Banjir yang rutin menghampiri kita tiap tahun atau mungkin bulannya tidak mungkin terjadi jika hutan sekitar kita dijaga dan dilestarikan dengan baik. Tanah juga tidak mungkin bisa longsor seandainya lahan sekitar ditanami oleh pepohonan. Dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Hari ini, kebanyakan manusia telah di penuhi dengan nafsu syahwat hingga rela mengorbankan keseimbangan alam. Setan berhasil menghembuskan nafsu kepada hati-hati manusia, hingga mereka lupa terhadap aturan Sang Pencipta Alloh .
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، والصلاة والسلام على إمام المرسلين نبينا محمد صلى الله عليه وسلم وآله وصحبه أجمعين. أَمّا بَعْدُ
Hadirin jama’ah Jum’at yang dirahmati Alloh
Semoga kita semua diberikan taufiq oleh Alloh untuk dapat menjalankan amanah ini dengan baik dan tidak ditimpakan kepada kita bencana-bencana akibat dosa-dosa yang kita perbuat. Semoga kesalahan dan dosa-dosa kita Alloh ampuni sehingga kita dapat menemuinya dalam kondisi bersih untuk menyongsong kebahagiaan abadi yang telah Alloh siapkan bagi hamba-hamba-Nya yang taat.
Dan kita berharap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi ini bisa memberikan pelajaran yang bermanfaat sehingga kita mampu merubah alur kehidupan kita menjadi hamba-hamba yang patuh dan tunduk pada Robbnya dan bukan kepada selain-Nya. Serta bisa menjaga lingkungan ini sebagai bukti realisasi amanat dari perintah Alloh .
إنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآيـُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صّلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا فَإِنْ لمَ ْتَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فيِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفيِ اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَلَمِيْن
Artikel:
www.inilahfikih.com